Labuan Bajo, Love at the first sight! (Day one)

Fringing Reef di Labuan Bajo
ATR Garuda Indonesia
Labuan Bajo atau dikenal juga dengan Pulau Komodo yang kini masuk dalam 7 keajaiban dunia benar-benar telah membuatku jatuh cinta sejak di pesawat, pemandangan yang sangat memukau, dan makin-makin mencintai Indonesia. Negeriku yang kaya, aq harus bisa mengelilingimu (aminn).

Pesawat yang membawa kami dengan selamat sampai Labuan Bajo adalah pesawat GARUDA INDONESIA jenis ATR (lupa nomer penerbangan berapa. Garuda Indonesia memang sudah mendukung sekali Pariwisata di Indonesia. Penerbangan dari Bali - Labuanbajo ditempuh kurang lebih dalam waktu 1 jam 45 menit.

Di dalam pesawat saya yang biasanya tidur, kali ini tidak tidur menjelang mendarat, handphone di tangan (mode terbang) tak henti-hentinya memfoto pemandangan yang sangat cantik, dan terus menggumam ini Indonesia rasanya seperti tidak percaya, dan bangga jadi orang Indonesia. Berikut adalah beberapa jepretan dari kamera handphone saya. Pulau-pulaunya terlihat jelas, karena memang pesawat jenis ini terbang rendah. Jadi para penumpang sambil bisa menikmati keindahan alam ini, ataupun yang norak seperti saya yang terus memfoto.

Pemanadang daari atas
Pulau-pulau cantik
Between Java and Bali
Akhirnya setelah 1,5 jam di dalam pesawat kita mendarat dengan selamat, seperti biasa kita narsis dulu di bandar udara Komdo di Labuan Bajo. Setelah menunggu bagasi, kemudian kita menghubungi petugas hotel tempat kita tinggal, yang ternyata sudah menunggu di luar (pelayanan maksimal). Hotel di bandrol dengan harga 300.000 - 400.000/malam per kamar bisa diisi 2 orang. Rata-rata hotel di Labuan Bajo memang menyediakan  layanan antar dan jemput bandara gratis.

Pendaratan dengan sempurna di Bandar Udara Komodo

Eksis sudah menginjakkan kaki di Pulau Komodo
Narsis menjadi hal wajib saat jalan-jalan

Kebetulan saat itu ada acara Tour de Flores, jadi banyak hotel yang penuh, tapi untungnya kita masih kebagian tempat. Setelah selesai dengan urusan perbagasian, kita naek mobil menuju hotel. Dan jreng  hampir tidak ada 10 menit, mobil kita sudah berhenti. Ternyata hotel kami sangat dekat sekali dengan bandara, jalan pun bisa kalo kuat dengan panasnya matahari, karena kita sampe disnan jam 13.00 WITA.
Disinilah tempat kami menginap "Hotel Green Prundi"
Hotel Green Prundi adalah tempat dimana kami menginap. Staffnya sangat ramah-ramah sekali,  (jangan di bandingkan dengan yang ada di Sumba), kelihatan sudah terbiasa melayani tamu. Kemudian kami disambut oleh teman-teman kami yang sudah sampe duluan. Ternyata mereka sudah kelaparan, menunggu kami untuk makan siang. Setelah memasukkan barang2 ke kamar, kami kemudian pergi ke kota untuk mencari makan siang. Karena di hotel tidak tersedia restauran, jadi hotel ini berinisiatif atau memang sudah jadi fasilitas untuk mengantarkan tamu ketika akan mencari makan baik siang ataupun malam.

Setelah berkeliling dengan mobil, awalnya kami susah menentukan mau makan apa. Karena kalo di Kota Laboan Bajo pada siang hari yang banyak tersedia adalah cafe-cafe dengean menu western, disini akan banyak sekali orang asing yang lalu lalang, karena kota ini memang sudah menjadi salah satu destinasi para turis asing, kebanyakan adalah turis yang ingin menikmati diving, snorkeling, ataupun live on board.

Kembali ke makanan, akhirnya kami memilih cafe Italia (sepertinya) karena menu favoritnya adalah pizza dan spagetti. (Ini adalah rekomendasi bapak supir hotel). Memang setelah melihat menunya adalah menu western, tidak ada menu nasi padang (he he he). Akhirnya kami memesan untuk bersama-sama, berasa seperti snacking time.
Narsis bersama team, dari kiri atas Yustin, Ulin, saya
dari kiri bawah saya, Bang Akbar, Pak Warin, Mas Bowo
Snacking time with carrot juice and pizza
dengan pemandangan yang subhanallah

Tropicana Juice, Italian Pizza, Spaghetti, carrot juice




















Setelah kenyang, kami kembali lagi ke hotel dengan jemputan kembali. Sebelumnya kami bertemu juga dengan Bapak pemilik kapal yang akan kami sewa besok untuk berkeliling Pulau Komodo, Sewa kapal sebesar 3.500.000/hari kalo tidak salah yang sudah termasuk dengan makan siang dan snack sore. 

Setelah sampai di hotel, sebenarnya kami ingin jalan-jalan kemana gituh. Karena sepertinya sayang kalo hanya dilewatkan untuk tidur. Kami juga sudah mencari penyewaan mobil yang ternyata memang susah sekali di dapat dan kalo dapat katanya harganya sangat mahal (jarang mobil disini). Kemudian kami coba iseng bertanya pada petugas hotel, dan mereka malah menawarkan diri untuk mengantarkan kami ke tempat bagus di deket Hotel. Karena hari masih panas, kami memutuskan untuk agak sorean ajah kesananya, sambil berburu sunset.
Jam 16.30 siap berpetualang

Jam 16.30 tiba, setelah tidur sebentar di kamar, sholat dan bersih-bersih dikit. Kami berangkat menuju lokasi, kami mengira akan menggunakan mobil. Tapi ternyata kami hanya harus berjalan kaki. Dan jreng ternyata kami harus menaiki sebuah bukit (lupa namanya), yang cukup melelahkan dan bikin ngos-ngosan, saya gak berasa terlalu melelahkan (beberapa hari sebelum kesini saya baru mendaki gunung Gede di Bogor, tunggu ceritanya). Akhirnya setelah 30 menit mendaki, kami sampai di bukit.


Pemandangan bukit

Pemandangan ke arah kota
Pemandanag ke laut sebelum sunset
Berasa bukan di Indonesia
Dengan pencahayaan alami yang pas, selfie adalah sesuatu yang wajib.
Cekrik cekrik...


Sunset Laboan Bajo (1)
Labuanbajo2016






Setelah puas berfoto-foto dan mendapat foto sunset yang diinginkan, kami kemudian menuruti bukit. Dan waktu telah senja, adzan maghrib sudah terdengar (sebagian besar penduduknya adalah muslim). Kami kembali ke Hotel untuk sholat dan waktunya cari makan malam. 

Kami kembali ke kota laboan bajo, pada malam hari makanan lebih beragam, dan kami memilih seafood untuk makan malam. Dan memang kalo mau makan ikan laut segar datenglah ke Indonesia Timur, disanalah surganya. Dan kami memilih makan di area wisata kuliner kampung ujung, yang harganya lebih murah jika dibandingkan di cafe-cafe, dan yang masak pun orang lokal itu yang terpenting. Disini berjejer-jejer penjualnya, kita tinggal pilih mau makan dimana.

Setelah tau tempatnya, kita tinggal pilih ikannya ada kerapu, kakap, kuwe, baronang, sotong, udang semua tersedia dan yang jelas masih segar. Untuk masakannya kita juga tinggal pilih mau di goreng, bakar, kuah asam yang terkenal atau dibuat asam manis juga bisa. Untuk masalah harga, kami menghabiskan sekitar 500.000 untuk ber 6, dengan menu cumi bakar, ikan bakar, ikan kuah asam, ikan asam manis, es jeruk, jus, dan lalapan.
Food courtnya Laboan Bajo
Ikan segar bisa dilihat dari matanya yang segar
Pilih ikan, tawar harga, pilih masakan dan tunggu beberapa menit
Selamat makan, ikan kuah asam adalah salah satu favorit saya

Setelah kenyang, kami mampir dulu ke Toko makanan untuk ransum besok di kapal. Setelah beres, telfon petugas hotel untuk minta jemput dan sampe di hotel ngobrol sebentar untuk rencana besok, harus berangkat jam 05.00 pagi dan meminta pihak hotel untuk menyiapkan mobil dan sarapan untuk dibawa. Demikian untuk hari ini, dilanjutkan nanti lagi hari kedua. Selamat malam dan tersenyumlah.

Komentar